Tunaikanlah hak orang lain selagi di dunia, sebelum kita merugi di akhirat – Inti Sari No. 4-2018
Tunaikanlah hak orang lain selagi di dunia, sebelum kita merugi di akhirat
Hari/Tanggal: Ahad, 21 Januari 2018 Inti Sari No. 4-2018
Pembimbing: Ustadz Hasan Rifai
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Kajian rutin kita kali ini terkait dengan tafsir Quran Surat Annisa Ayat 40. Inti dari ayat tersebut menunjukkan betapa besarnya kasih sayang dan penghargaan Allah SWT kepada makhlukNya atas setiap amal ibadah yang dilakukannya, sekecil apapun itu bahkan sebesar zarrah atau biji sawi sekalipun, ganjarannya akan dilipat gandakan. Ini juga sifat Allah SWT yang tidak aniaya kepada hambaNya dan sifat sempurna dan pemurah. Setiap kebaikan yang kita kerjakan, sepanjang mengerjakan karena Allah, akan diberi pahala, dan bahkan berlipat-ganda.
Secara lengkap QS An Nisa 40 tersebut berbunyi:
إِنَّ اللَّهَ لا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.
Allah SWT juga menegaskan dalam QS Al Anbiya 47 dan QS Luqman 16 tentang kepastian untuk membalas setiap amalan perbuatan hambaNya. Allah SWT membuat perhitungan dengan timbangan yang tepat di hari kiamat, dan tidak ada seorangpun yang dirugikan, sekalipun segala perbuatan seberat biji sawit itu tersembunyi di dalam batu atau pun berada di langit. Allah SWT tidak saja mengetahui setiap amal perbuatan yang kita lakukan, tetapi juga Allah maha halus dan maha luas ilmu meliputi segala sesuatu sekecil apapun itu.
Dalam ayat Al Quran yang umumnya sudah kita hafal, yakni QS Azzalzalah 7-8, Allah berfirman bahwa barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan juga sebaliknya barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
Berdasarkan hadist-hadist yang berkaitan dengan syafaat Nabi SAW dalam hubungannya dengan QS Annisa 40 dapat dirangkum bahwa:
- Manusia, sepanjang masih mempunyai keimanan sebesar zarrah sekalipun, niscaya atas izin Allah SWT akan dikeluarkan dari neraka, kecuali untuk orang musyrik yang akan tetap berada di neraka selama-lamanya, dan paling hanya mendapat keringanan atas azabnya.
- Allah SWT memerintahkan malaikat untuk memeriksa manusia yang ada di neraka dan mengeluarkan dari dalamnya mereka-mereka yang masih ada iman di kalbunya, sekalipun sebesar biji sawi. Dalam salah satu lafaz bahkan disebutkan “kadar iman yang jauh lebih kecil, jauh lebih kecil, jauh kecil dari zarrah” untuk menunjukkan betapa Allah SWT tidak menganiaya hambaNya dan mengharap sebanyak-banyaknya manusia keluar dari neraka.
Kelak di hari kiamat, setiap hamba yang mempunyai keterkaitan hak satu sama lain yang belum tuntas di dunia, akan saling mengambil haknya, walaupun mereka mempunyai pertalian nasab semisal antara suami dan istri, anak dan orang tuanya, adik dan kakak (QS Al mukminun 101). Allah SWT mungkin mengampuni kita dan memberikan hak kita, tetapi Allah SWT tidak akan memberikan ampunan sedikitpun yang bertalian dengan hak-hak orang lain.
Kita akan dituntut untuk mengembalikan hak-hak orang lain, dan ketika kita tidak lagi hidup di dunia dan tidak ada lagi kesempatan untuk memenuhi hak orang lain, maka Allah SWT berfirman “Ambillah oleh kalian dari amal-amal salehnya.” Jika si hamba yang bersangkutan adalah kekasih Allah SWT, maka tidak Allah SWT akan melipatgandakan balasan atas amal perbuatannya dan memasukkan ke surga. Tetapi jika si hamba adalah orang yang celaka, dan ketika semua kebaikan yang dimilikinya sudah tidak ada lagi sementara masih banyak orang yang menuntut hak nya, maka Allah SWT berfirman “Ambillah dari amal keburukan mereka, kemudian tambahkanlah kepada amal keburukan si hamba itu.” Si hamba tersebut dibelenggu dan dimasukkan ke dalam neraka.
Demikianlah, betapa pentingya kita perlu mengingat-ingat hak-hak orang lain apa saja, sekecil apapun dan untuk segera menunaikannya selagi kita hidup di dunia. Setelah kematian menjelang, dan hari perhitungan di akhir dimulai, maka tidak tidak ada kesempatan bagi kita menunaikan hak orang lain. Tidak hanya amal sholeh kita yang terancam akan dikurangi untuk memenuhi hak kita kepada orang lain yang belum tuntas di dunia, bahkan jika amal sholeh kita tidak tersisa lagi, maka kita juga terancam merugi karena amal keburukan dari orang lain yang haknya tidak kita tunaikan akan berpindah kepada kita.
Wallahu A’lam Bishawab
Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarokatuh
Sumber rujukan: Kitab Tafsir Ibnu Katsir
Komentar Terbaru